Persepsi Orang Tua Terhadap Pentingnya Pemberian Penambah Nafsu Makan Di Posyandu Desa Pamriyan
DOI:
https://doi.org/10.61740/jcp2s.v1i2.11Keywords:
Nafsu Makan, Orang Tua, Persepsi.Abstract
Pemberian nafsu makan dianggap penting ketika anak mulai diberikan asupan makanan selain ASI yaitu pada usia 6 bulan pada saat usia tersebut anak mulai diberikan makanan yang mudah dicerna. Persepsi tehadap penambah nafsu makan merupakan faktor utama yang diteliti pada orang tua yang mengikuti Posyandu di Desa Pamriyan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi orang tua terhadap pentingnya penambah nafsu makan anak di Desa Pamriyan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan membagikan kuesioner secara langsung pada subyek peneliti sebanyak 50 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua (68%) menjawab kandungan penambah nafsu makan adalah vitamin, dan tidak ada hubungan antara berat badan anak, frekuensi makan anak, usia pemberian MPASI, makanan anak telah memenuhi PGS terhadap pentingnya p
References
Anonim, 2007, Direktorat Jendral Bina pelayanan Medik Standar Minimal pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas
Anonim, 2009, Sistem Kesehatan, Jakarta
Anonim, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.
Anonim, 2010, Informasi Spesialite Obat Indonesia,PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.
Anonim, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30/Menkes/Per/VII/2014 tentang standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Hidayat, A.A., 2009, Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah,Salemba Medika Jakarta.
Kasiram, 2010, Metodelogi Penelitian, UIN-MALIKI, Yogyakarta.
Kock, B.D.D, 2012,Analisis Pemberian Pelayanan Komunikasi, Informasi, Dan Edukasi Obat Di Apotek Di Kota Kupang,Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Machfoedz, M. 2009,Komunikasi Keperawatan, Ganbika, Yogyakarta.
Manurung, L.P. 2010, Analisis Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Minat Pasien Menebus Kembali Resep Obat Di Instalasi Farmasi RSUD Budhi Asih, Universitas Indonesia. Jakarta
Muninjaya, Gde AA, 2013, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta, EGC.
Nursalam, 2011,Manajemen Keperawatan.edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S., 2010, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Hidayat, Fery p., 2014,Evaluasi Pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Obat Tanpa Resep Oleh Tenaga Farmasi di Apotek Putri Kasongan Kabupaten Katingan. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Susyanty, A. L. dan Hayanti, S. 2007,Prioritas Pasien Akan Kebutuhan Pelayanan Informasi Obat di Apotek Jakarta,Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 10, No. 2
Siregar, 2006,Sikap Kepatuhan Dalam Tindakan,Jakarta: MITRA MEDIA.
Susanti, L. 2007,Komunikasi Masalah Kesehatan (Studi Pada Radio Kotaperak Yogyakarta). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.
Widihastuti, Asti, 2013, Pelatihan Layanan Kesehatan, Kemitraan UNFPA, Yogyakarta.